You and Me Never Walk Alone

Monday, November 19, 2012

Misteri Tiki Taka Liverpool


Kepemimpinan Brendan Rodgers di Liverpool mulai goyah. Tersingkirnya "The Reds" dari ajang Piala Liga Inggris setelah takluk dari sang tamu, Swansea City, memperparah performa Liverpool yang sudah jeblok musim ini. Taktik Rodgers pun mulai dipertanyakan.

Pertama kali ditunjuk membesut Liverpool pada musim panas lalu, Rodgers seakan membawa angin segar bagi Liverpool. Klub itu ingin bangkit setelah era Kenny Dalglish hanya mampu menorehkan trofi Piala Liga Inggris. Terlebih lagi, Rodgers membawa taktik dan skema bermain yang sedang digandrungi saat ini, tiki-taka!

Rodgers ingin meneruskan gaya bermain yang sudah digelarnya saat melatih Swansea ke klub yang lebih besar dan memiliki pemain-pemain berkualitas. Banyak yang optimistis gaya umpan satu-dua Rodgers akan makin mulus kalau diterapkan di Liverpool. Ditambah lagi, Rodgers membawa eks andalannya di Swansea, Joe Allen, sebagai "penyambung lidah" di lapangan.

"Tentu pola bermain umpan satu-dua yang akan saya pakai di Liverpool meski saya takkan memaksa para pemain. Saya akan lihat kemampuan mereka. Sejauh ini, para pemain menikmati cara bermain itu dan kami masih butuh waktu lagi," sebut Rodgers di awal eranya bersama "Merseyside Merah".

Pernyataan dari sang manajer diamini bek kiri, Jose Enrique.

"Gaya bermain Rodgers membuatku nyaman. Formasi dan taktiknya sesuai dengan keinginanku," ujar Enrique yang berasal dari tanah leluhur tiki-taka, Spanyol.

Nyatanya, tiga bulan berlalu, Liverpool justru belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Di kompetisi Premier League, Liverpool hanya berada di urutan ke-12. Ironis, mantan klub Rodgers, Swansea, saat ini justru berada tepat di atasnya dengan perbedaan satu poin.

Ada yang Salah dengan Rodgers?

Karier Rodgers sebenarnya mencuat musim lalu saat menangani Swansea. Klub berjuluk "The Swans" itu membuat kejutan dengan berani memainkan taktik yang jarang digunakan di Inggris, tiki-taka. Ya, begitulah, banyak orang membicarakan Swansea musim lalu. Bahkan, ada yang membandingkan cara bermain "Sang Angsa" dengan klub yang sudah memainkan tiki-taka sejak lama, Barcelona. Berlebihankah?

Sepintas, gaya bermain Swansea dan Barcelona hampir serupa. Begitu pula dengan jumlah penguasaan bola. Untuk klub yang baru promosi, Swansea masuk 5 besar klub dengan penguasaan bola tertinggi di Premier League musim lalu. Namun, jika dirinci, gaya tiki-taka Swansea dan Barcelona jauh berbeda.

Barcelona mampu mendominasi permainan dari mulai garis pertahanan lawan. Sementara Swansea, lebih dari 60 persen penguasaan bolanya dilakukan di daerah sendiri. Bahkan, Swansea merupakan klub terendah yang mendominasi bola di pertahanan musuh, dibanding 19 kontestan Premier League lain musim lalu.

Namun, semua itu dianggap hal yang wajar untuk klub sekaliber Swansea.

Alhasil, Rodgers cukup yakin punya cerita berbeda saat melatih Liverpool dengan segenap talenta berbakatnya.

Benar saja, seperti data yang diperoleh dari Who Scored, Liverpool saat ini mampu menguasai bola lebih banyak di daerah musuh ketimbang garis pertahanan sendiri. Namun, dari segi penguasaan bola, “The Reds” justru masih kalah bagus dari tiga raksasa lainnya, Arsenal, Manchester United, dan Manchester City.

Faktor Lapangan

Tiki-taka merupakan filosofi permainan sepak bola yang terlihat cukup sederhana, yaitu mengumpan, mengontrol, dan bergerak. Namun, dalam praktiknya, hal-hal mendasar itulah yang sangat sulit dikuasai. Barcelona saja butuh bertahun-tahun untuk membangun para pemain dengan dasar sepak bola benar seperti itu.

Selain faktor kualitas pemain, ada lagi kunci keberhasilan dalam mengembangkan taktik tiki-taka, yaitu ukuran lapangan sepak bola. Media Inggris, Backpage Football, membeberkan alasan mengapa Liverpool kerap kesulitan memainkan tiki-taka di Stadion Anfield.

Ukuran Stadion Anfield yang hanya 101 x 68 meter, ternyata tak sesuai dengan gaya bermain tiki-taka. Bandingkan dengan ukuran markas Swansea, Stadion Liberty, dan kandang Barcelona, Camp Nou, yang memiliki ukuran mencapai 105 x 68 meter.

Sepintas perbedaan panjang empat meter itu serasa menggelikan, tetapi detail itu ternyata sangat krusial.

Namun, pada filosofi tiki-taka, memang perlu banyak ruang untuk berkreasi. Pasalnya, lagi-lagi, umpan satu-dua antarpemain lebih banyak digunakan sepanjang pertandingan. Untuk penyelesaian akhirnya, butuh ruang bagi pemain menyelinap masuk ke daerah musuh. Itulah kunci mengapa ukuran lapangan bisa berhubungan erat dengan gaya bermain tiki-taka.

Liverpool kesulitan saat menjamu Stoke City pada 7 Oktober silam. Gaya bermain Stoke yang mengumpulkan banyak pemain di daerah sendiri membuat ruang Luis Suarez dan kawan-kawan sangat sedikit. Hasil tanpa gol menjelaskan sendiri kesulitan para pemain Liverpool berkreasi menembus tembok kokoh "The Potters".

Masalah Belakang dan Depan

Masih banyak pekerjaan yang harus dikembangkan Rodgers kalau ingin memainkan filosofi tiki-takadi Liverpool. Tugas para pemain belakang harus lebih spesifik.

Legenda hidup Liverpool, Bruce Grobbelaar, pernah mengkritik pemain-pemain belakang Liverpool kala takluk dari Udinese di Liga Europa. Menurut kiper dari Afrika Selatan itu, kumpulan bek "The Reds" seperti lupa akan tugas utamanya sebagai pemain bertahan, yakni mengamankan bola dari ancaman lawan.

"Apakah Rodgers mengintruksikan pemain belakang untuk tak menekel di kotak penalti? Bagaimana bisa Antonio Di Natale men-juggling bola di dalam kotak penalti sebelum mengumpan kepada Giovanni Pasquale yang akhirnya mencetak gol. Para bek seharusnya merebut dan membuang bola tersebut," kritik Grobbelaar.

Taktik baru yang dikembangkan Rodgers tak bisa disalahkan sebagai biang keladi buruknya performa Liverpool saat ini. Beberapa hasil negatif sebenarnya bisa terhindar jika Liverpool memiliki barisan depan yang tajam.

Statistik musim ini membuktikan, Liverpool berada di urutan ke-4 dalam hal melakukan rata-rata usaha tendangan ke gawang lawan dengan rasio 18,1 usaha tembakan per laga. Lebih tinggi ketimbang milik Arsenal, MU, ataupun Chelsea. Dari jumlah tersebut, "The Reds" hanya mampu mencetak gol 1,3 per pertandingan.

Liverpool hanya membukukan 32 persen tendangan tepat ke arah gawang lawan. Usut punya usut, akurasi tersebut adalah yang terburuk di antara seluruh kontestan Premier League musim ini.

Raksasa pinggir Sungai Mersey itu memang terlalu bergantung pada ketajaman Luis Suarez. Striker-striker seperti Raheem Sterling, Suso, Adam Morgan, maupun Samed Yesil, masih terlalu muda. Kala beban Suarez sedikit ringan dengan kedatangan Fabio Borini, musibah terjadi. Borini harus absen lama karena cedera.

Jika sudah begini, Rodgers harus cepat-cepat mengoptimalkan tiki-taka di Liverpool. Atau jika mau, Rodgers bisa berkreasi menggunakan strategi lain yang lebih efektif dan efisien. Cara itu merupakan solusi instan paling manjur ketimbang menunggu kebangkitan Liverpool dengan tiki-taka yang butuh banyak waktu. Terlambat memanfaatkan peluang, era Rodgers bisa-bisa hanya seumur jagung di Anfield kalau masih berkeras menggelar taktik teka-tekinya.

sumber

Monday, November 5, 2012

Orang Bisa Meninggal Jika Tidak Minum 10 Hari

Kadang orang suka menyepelekan minum air putih, karenanya tak jarang kondisi ini memicu dehidrasi. Padahal jika seseorang tidak minum selama 10 hari bisa menyebabkan kematian.

"9-10 Hari orang nggak dapat air bisa meninggal, karena itu air sangat penting," ujar Prof dr Ahmad Sulaeman, ahli pangan dari IPB, dalam acara Jelajah Gizi Sarihusada di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012).

Prof Ahmad menuturkan setiap hari seseorang mengeluarkan cairan dari dalam tubuh baik melalui urine atau keringat. Cairan yang keluar ini harus segera diganti atau diisi lagi, karena itu minun air adalah hal yang sangat penting.

"Orang masih bisa bertahan hidup hingga sebulan jika tidak makan, tapi kalau nggak minum 9-10 hari bisa meninggal," ujar Prof Ahmad.

Dehidrasi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat, tapi sayangnya banyak yang tidak menyadari hal ini. Gejala dehidrasi yang muncul seperti kulit dan mulut kering, berkurangnya volume urine, keringat, air liur, menangis tanpa mengeluarkan air mata, pusing atau sakit kepala dan pada tahap akhir bisa membuat tekanan darah turun serta pingsan.

Kebutuhan air yang harus dikonsumsi orang berbeda-beda, hal ini karena tergantung dari beberapa faktor seperti berat badan, jenis kelamin, cuaca dan juga aktivitas yang dilakukannya sehari-hari. Misalnya orang yang aktif secara fisik atau tinggal di iklim panas, maka kebutuhan airnya lebih banyak.

Untuk itu jangan anggap sepele minum air putih, biasakan selalu minum sebelum rasa haus datang meskipun berada di dalam ruangan yang dingin atau ber-AC karena tubuh tetep mengeluarkan cairan dalam bentuk urine dan juga napas. Jika cairan ini tidak segera digantikan maka bisa memicu terjadinya dehidrasi yang membuat fungsi tubuh tidak bisa bekerja optimal.

sumber

Saturday, November 3, 2012

Ini Dia Kelebihan Nasi Merah dan Belalang Goreng Bagi Kesehatan

Saat ini mungkin makanan tradisional seperti nasi merah dan belalang goreng mulai ditinggalkan oleh masyarakat, karena banyak orang lebih memilih makanan Barat. Padahal banyak zat gizi yang terdapat di dalam makanan lokal ini.

"Makin banyak orang yang kena penyakit tidak menular yang sebenarnya bisa dicegah dengan pola makan bagus dan memilih makanan yang benar. Belilah dan makan pangan lokal," ujar Prof dr Ahmad Sulaiman, ahli pangan dari IPB dalam acara Jelajah Gizi Sarihusada di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012).

Prof Ahmad menuturkan seperti halnya makanan lokal di Gunung Kidul yaitu beras merah dan belalang goreng. Beras merah bisa dibilang makanan yang mendekati organik secara alami, karena ia jarang disemprot (pestisida) dan jarang dipupuk sehingga mendekati organik.

Selain itu, kulit ari yang masih terdapat di dalam beras merah ini juga mengandung serat yang membuat beras merah seratnya 2 kali lipat dibanding beras putih, mengandung asam lemak esensial dan kadar zat besi yang lebih tinggi.

"Yang paling penting kandungan tiamin atau vitamin B1-nya, yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat atau energi dan juga neurotransmitter," ujar Prof Ahmad.

Prof Ahmad menuturkan Gunung Kidul dikenal dengan angka depresi dan bunuh diri yang terbilang tinggi, kemungkinan hal ini karena masyarakatnya sudah meninggalkan makanan lokal ini. Karena kekurangan zat-zat gizi ini bisa mencegah depresi.

Kelebihan lain dari beras merah ini adalah mengandung selenium yang penting untuk berbagai enzim dan kandungan protein dari beras merah lebih tinggi ketimbang nasi putih.

Sedangkan warna merah dalam nasi merah ini mengandung pigmen yang mengandung antioksidan yang bisa mencegah proses oksidasi lemak yang dapat menciptakan radikal bebas. Serta kadar indeks glikemiknya rendah sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula darah.

Makanan lain yang cukup dikenal adalah belalang goreng. Makanan khas Gunung Kidul ini diketahui bisa menjadi sumber protein yang baik dan bahkan tidak kalah dengan daging sapi.

"Kulit dari belalang ini sama seperti udang yang mengandung kitosan dan kadar vitamin A, namun vitamin A ini tergantung dari musim saat belalang tersebut diambil," tutur Prof Ahmad.

Untuk masyarakat sebaiknya tetap mempertahankan konsumsi makanan lokal. Karena beberapa makanan lokal ini diketahui mengandung zat-zat gizi yang baik untuk kesehatan tubuh.

sumber

Bagaimana Kesiapan Penanganan Bayi Lahir Prematur di Indonesia?

Setiap ibu hamil pasti menginginkan bayi yang dikandungnya dalam kondisi sehat dan lahir dengan selamat. Tapi pada kondisi-kondisi tertentu, ada beberapa bayi yang harus dilahirkan sebelum usia kehamilan genap mencapai 9 bulan atau prematur.

"Bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut prematur. Penyebabnya bisa macam-macam, mulai dari kondisi ibunya, kelainan dalam kandungan, hingga karena genetik," kata dr Risma Kerina Kaban, SpA dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam acara Guest Lecture How to Manage Long Term for High Risk Baby" di Aula FKUI, Jumat (2/11/2012).

Menurut dr Risma, bayi prematur biasanya memiliki bobot lahir yang rendah memiliki risiko gangguan kesehatan yang tinggi. Pada bayi dengan bobot lahir di bawah 1 kg, tingkat keselamatannya hanya 40-50 persen. Itulah sebabnya bayi berisiko tinggi seperti ini perlu mendapat perawatan khusus.

Di Indonesia, pelayanan terhadap bayi prematur bisa dibilang kurang optimal. Salah satu contohnya adalah layanan ambulans yang tidak dilengkapi inkubator. Hal ini tentu bermasalah jika pasien yang harus diantar adalah bayi lahir prematur.

"Akibatnya bayi lahir prematur waktu datang di rumah sakit sudah terlanjur agak parah kondisinya. Padahal waktu sejam awal setelah kelahiran itu kan paling penting bagi bayi-bayi yang berisiko," papar dr Risma.

Selain itu, dr Risma juga menyoroti beberapa layanan puskesmas yang tidak memiliki alat yang lengkap untuk menangani kelahiran prematur. Beberapa rumah sakit bahkan menggunakan AC sentral yang disetel pada suhu sekitar 16 derajat Celcius, termasuk di ruang bersalin dan ruang operasi. Padahal bayi prematur yang terkena suhu 32 derajat Celcius saja sudah bisa terkena hipotermia.

Bayi bobot lahir rendah baru diperkenankan dibawa pulang setelah beratnya mencapai 1,8 kg. Itu pun masih memerlukan pemeriksaan berkala maksimal sebulan sekali. Lamanya masa perawatan juga tergantung dari kondisi bayi.

"Semakin rendah bobotnya biasanya risikonya semakin tinggi dan waktu perawatannya juga lebih lama," imbuh dr Risma.

Yang mengkhawatirkan, seringkali bayi prematur masih mengalami masalah di kemudian hari walau berhasil bertahan hidup saat balita.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Cleveland, AS menemukan bahwa bayi yang memiliki berat lahir di bawah 750 gram memiliki IQ rata-rata sebesar 87 dan 21 persen berisiko mengidap keterbelakangan mental. Pada bayi yang bobot lahirnya 750-1.500 gram, rata-rata IQ-nya adalah 93 dengan risiko keterbelakangan mental sebanyak 8 persen.

Sebagai perbandingan, bayi dengan bobot lahir di atas 1.500 gram rata-rata memiliki IQ sebesar 100 yang termasuk kategori normal. Bayi ini hanya memiliki risiko mengalami keterbelakangan mental sebanyak 2 persen.


sumber