You and Me Never Walk Alone

Tuesday, February 24, 2015

Yess, Internet bakal lebih kencang asal..

Standar protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) baru, yaitu HTTP/2, telah selesai difinalisasi. Standar baru tersebut kini memasuki proses editorial sebelum dirilis sebagai standar yang baru.

Seperti dikutip KompasTekno dari The Next Web, Rabu (18/2/2015), konfirmasi finalisasi standar HTTP yang baru itu didapat dari postingan blog milik Mark Nottingham, anggota dari IETF HTTP Working Group yang mengerjakan protokol HTTP baru untuk world wide web.
Internet Ngebut

Menurut postingan dari Nottingham, IESG (The Internet Engineering Steering Group) selaku lembaga yang bertanggungjwab atas manajemen teknis aktivitas UETF dan proses standarisasi Internet, telah menyetujui spesifikasi HTTP/2.

Spesifikasi yang ditetapkan itu saat ini sudah diajukan ke RFC (request For Comment) Editor untuk melalui proses editorial sebelum akhirnya nanti dipublikasina sebagai standar HTTP yang baru.

Perubahan standar HTTP/2 adalah langkah yang besar untuk internet dunia, mengingat standar HTTP 1.1 yang luas digunakan sejak 1999 (atau 16 tahun yang lalu), belum pernah direvisi.

Standar baru tersebut membawa perbaikan kepada inti dari teknologi web, seperti waktu load yang lebih cepat, koneksi yang bertahan lebih lama, item yang bisa dikirim lebih cepat, dan server push.

Walau demikian, HTTP/2 tetap mengusung API yang sama yang telah dikenal oleh para pengembang, dengan bebrapa fitur baru yang bisa diadopsi.

Salah satu perubahan yang dijanjikan dalam HTTP/2 adalah fitur multiplexing yang memungkinkan banyak request dalam satu web yang bisa dikirimkan dalam waktu yang sama, sehingga halaman bisa dibuka dengan lebih cepat.

Standar HTTP/2 baru itu dikembangkan berdasar protokol SPDY (dibaca: Speedy)  yang dikembangkan oleh Google. Teknologi itu kini sudah dipakai untuk menangani lalu-lintas web dengan meningkatkan latensi dan keamanan.

sumber ; kompas tekno

Arti Nama "Samsung"

Jauh sebelum Samsung menjelma sebagai raksasa teknologi perusahaan tersebut memulai hidup pada 1938 dengan membuat mie dan penjual makanan laut kering.

Kata "Samsung" yang dalam bahasa Korea berarti "tiga bintang" sengaja dipilih oleh sang pendiri, Lee Byung-chull. Dia bercita-cita membangun perusahaannya menjadi besar dan abadi seperti bintang di langit.

Lalu mengapa tiga bintang, bukan dua atau empat? Sebagaimana dirangkumKompasTekno dari Phone Arena, Selasa (24/2/2015), alasannya adalah  angka "3" di Korea bermakna sebagai simbol atau representasi dari sesuatu yang besar dan berkuasa.

Logo perusahaan Samsung pada awalnya pun menyertakan angka "3" ini secara harfiah berupa gambar tiga bintang.

Nama "Samsung" muncul dalam aksara latin pada 1969, ketika perusahaan asal Negeri Ginseng itu berubah nama menjadi Samsung Electronics dan mulai melebarkan sayap ke bidang elektronik dengan memproduksi tape recorder serta TV hitam putih.
Samsung Village
Perubahan logo Samsung dari masa ke masa
Logo terkini dari Samsung -dengan bentuk elips warna biru sedikit miring dan teks berwarna putih di tengahnya- baru ditetapkan sebagai logo perusahaan pada 1993, di bawah inisiatif manajemen baru Lee Kun-hee.

Lee adalah tokoh yang mengarahkan Samsung agar mulai fokus mengembangkan bisnis di ranah ponsel, setelah mulai membuat telepon genggam pada 1988.

Beberapa tahun belakangan, berkat dukungan sistem operasi Android yang diterima secara luas di masyarakat, pamor Samsung meroket sebagai salah pabrikan ponsel pintar terbesar di dunia.

Jajaran produk Samsung turut meluas, mencakup jam tangan pintar hingga headset virtual reality. Nama perusahaan "tiga bintang" yang dulu berkutat dengan mie dan makanan kering itu pun kini terdengar akrab di telinga penggemar teknologi dan gadget mobile. 

sumber: kompas tekno

Duh, Masa Kegelapan Akan Kembali Lagi

Manusia modern kerap menganggap format digital paling efektif dalam menyimpan file, utamanya foto. Selain lebih ringkas dan tak makan ruang, foto digital juga tak akan usang dan tercecer.

Pun begitu, kita lupa bahwa modernisasi akan membawa teknologi pada pemutakhiran-pemutakhiran tiada ujung. File-file digital yang kita simpan hari ini mungkin tak lagi bisa terbaca oleh teknologi masa depan.
Dark Age

Inilah yang diperingatkan bapak internet Vint Cerf sejak dini kepada kita semua.

Sebagaimana dilaporkan PetaPixel dan dikutip KompasTekno, Selasa (18/2/2015), Cerf meramalkan bahwa "dark age" akan kembali terjadi.

"Dark age" atau masa kegelapan adalah masa manusia terputus dari pengetahuan sejarah masa lalu. Hal ini, kata Cerf, karena terlalu banyak data yang tersimpan dalam format digital.

Sejauh ini, Cerf mengklaim, satu-satunya solusinya adalah mencetak semua file digital ke format yang sebenarnya. Walau terkesan berjalan mundur dari peradaban teknologi, ini solusi paling realistis untuk melestarikan kejadian hari ini sebagai sejarah masa depan.

"Jika ada gambar-gambar yang benar-benar penting buat kalian, cetaklah dalam bentuk fisik," Cerf mengimbau di sela-sela pidatonya pada konferensi American Association for the Advancement of Science di San Jose.

Kata Cerf, menyimpan file ke dalam cloud yang disediakan para raksasa teknologi, seperti Google, Amazon, dan Microsoft, mungkin akan awet. Tetapi, opsi ini membutuhkan biaya tak sedikit jika harus terus menambah kapasitas penyimpanan.

Selain itu, tak ada yang menjamin perusahaan-perusahaan itu masih bertahan pada dekade-dekade berikutnya.

sumber : kompas tekno