Logo SMA Negeri 1 Boyolali |
Salah satu tujuan ilmu
pengetahuan adalah menegakkan amar ma’ruf nahy munkar. Ilmu yang tak berdiri
atas kebaikan dan memerangi kemungkaran adalah ilmu yang hampa.
Rasulullah
saw pernah bersabda, ”Ketahuilah, bahwa ilmu
adalah cahaya.” (Andasya Dipa Widya) Sifat cahaya yang paling utama adalah
memberi penerang. Mengusir kegelapan juga menjadi salah satu tujuan munculnya
cahaya. Petunjuk arah juga peran yang tak kalah penting dari cahaya. Maka, ilmu
yang benar akan menjadi cahaya yang mengusir kegelapan, sekaligus menunjukkan
arah kebaikan.
Posisi
ilmu sebagai cahaya adalah posisi mulia dalam kehidupan manusia. Ilmu begitu
mulia, bahkan karena kemuliaan ilmu, Allah memerintahkan nabinya untuk berdoa
agar Rabbul Izzati berkenan memberi ilmu sebagai rezeki. ”Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah
kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan katakanlah: ’Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan,” (QS Thahaa:
114).
Maka,
sebuah konsekuensi yang sangat logis ketika kita mempelajari sesuatu yang mulia
maka kemuliaan yang sama dengan sendirinya akan menjadi milik kita. Allah
memuliakan dan meninggikan derajat manusia yang memiliki ilmu. ” Hai orang-orang
beriman apabila dikatakan kepadamu: ”Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ”Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS al Mujadilah: 11).
Sesungguhnya, seluruh penciptaan ini tidak
memiliki tujuan lain kecuali penghambaan. ”Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menghamba
kepada-Ku,” (QS Adz Dzaariyaat: 56) Karena
itupula, setiap ilmu pengetahuan yang kita pelajari tidak lain harus dibangun
dengan satu tujuan, agar proses pengabdian kita kepada Allah SWT lebih baik dan
semakin sempurna.
Karena itu pula Rasulullah pernah bersabda
tentang ilmu yang paling baik untuk manusia. ”Barangsiapa yang dikehendaki
Allah menerima kebaikan, maka Dia akan memberinya kemampuan untuk memahami ilmu
agama,” sabda Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari,
Muslim dan Tirmidzi.
Ilmu yang baik akan bermanfaat, dan manfaat
yang paling besar dalam kehidupan ini adalah menegakkan amar
ma’ruf nahy munkar.
Amar ma’ruf nahy munkar adalah
tugas besar yang tak mengenal kata usai dalam agama mulia ini. Tugas besar ini
terdiri dari dua komponen besar pula, ilmu dan amal. Ilmu yang berlimpah,
menggunung dan menganak sungai tidak akan bermanfaat sedikitpun tanpa amal yang
berkesinambungan.
”Apakah dengan mengangkat 200 kati minuman
keras akan membuatmu mabuk?” demikian seorang pernah bertanya. Mengangkat 200
kati minuman keras tak akan pernah membuat kita mabuk, tapi dengan meminumnya
kita akan mabuk dan hilang kesadaran.
Memiliki ilmu yang tinggi, luas dan dalam
tidak akan mampu menghentikan kemaksiatan jika sang pemilik ilmu tak
mengamalkan setiap pengetahuan yang dimilikinya. Memiliki ilmu dan melakukan
amal, merekalah orang-orang yang memiliki kemuliaan dan keberuntungan. ” Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung,” (QS ali Imran: 104).
Ilmu menjadi cahaya karena ada orang-orang
yang menyalakannya. Cahaya menjadi penerang karena ada kaum yang bergerak
memberikan penerangan. Penerangan menjadi arah atau petunjuk jalan, karena ada
mereka yang mengabdikan diri di jalan Allah untuk menyelamatkan manusia.
Predikat shalih tidak terdiri hanya dari
komponen iman pada Allah dan hari akhir saja. ”Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (QS at Taubah:
71).
Kita tidak akan mendapatkan sebutan beriman
sampai kita menjadi penolong dan pelindung bagi orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan. Kita juga tak akan mampu mencapai predikat beriman tanpa menegakkan amar
ma’ruf nahy munkar. Taat, shalat dan zakat tak cukup membuat kita berdiri
dengan gagah di depan Allah SWT di hari kiamat.
Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki
dan memuliakan ilmu. Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki dan mengamalkan
ilmu. Diangkat tinggi derajatnya di muka bumi. Disanjung harum namanya oleh
penduduk langit. Bahkan para penuntut ilmu diberi perlindungan khusus oleh
malaikat yang membentangkan sayapnya untuk menaungi. ”Sesungguhnya para
malaikat membentangkan sayapnya karena ridha pada para pencari ilmu.,” (HR Abu Daud & Tirmidzi).
Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda, ”Barangsiapa menempuh jalan
untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memberikan kemudahan jalan baginya untuk
menuju surga.”
Tapi lagi-lagi, harus terpatri di dalam
hati bahwa ilmu tak akan banyak membantu kecuali dia keluar dari pintu. Artinya,
ilmu harus berkelana dan mengejawantah dalam kehidupan manusia.
Ilmu akan berkembang melalui dua cara.
Pertama, dengan mengajarkannya. Kedua, dengan mengamalkannya. Dengan
mengajarkan, kita melahirkan generasi baru yang berilmu. Dengan mengamalkan, kita
mengajak membangun generasi baru pada kondisi yang lebih baik dan penuh
kemuliaan.
Para ulama salaf pernah berkata, ”Dahulu
kami menghafalkan ilmu dengan cara mengamalkannya.”
Jika kita mengurai kata ilmu dalam bahasa
Arab, maka tulisannya terdiri dari tiga huruf saja: ain, lam dan mim. Dari tiga huruf inilah
lahir komponen besar dalam peradaban manusia. Barangnya bernama ilmu,
orangnya bernama alim dan perilakunya bernama amal.
Ketiganya tak bisa dipisahkan. Ilmu tanpa amal, sering disebut pincang. Amal
tanpa ilmu, kita memberinya panggilan buta. Ilmu dan amal bisa menjadi gerakan
ketika ada seorang alim yang melaksanakan.
Bangunlah
para pemilik ilmu, nyalakan cahaya, saat ini umat sangat membutuhkan. Lakukan
sesuatu, perbaiki keadaan, dan berikan petunjuk arah agar peradaban manusia tak
semakin hancur berantakan. Semoga Allah menolong kita.
(Hery Nurdi dalam buku
AGAR HIDUP LEBIH BERKAH)
ilmu adalah pelita bagi yang buta (aksara)
ReplyDelete@anonym tidak hanya buta (aksara) namun juga buta hati, dengan ilmu lah (agama + pengetahuan) manusia ditunjukkan dari jalan yang gelap/sesat/jahiliyah ke jalan terang/lurus/mustaqim
ReplyDelete