1. Ketahanan (endurance)
Menurut Matias Ibo, sport physiotherapist, ketahanan merupakan hal yang penting dalam berlari, terutama untuk lari jarak jauh. Ibo mengatakan, ketahanan meliputi ketahanan murni (pure endurance) yang merupakan kemampuan untuk berlari selama mungkin tanpa lelah.
"Pelari dengan endurance yang baik dapat menjaga tempo berlari yang sama selama dua hingga tiga jam, tanpa adanya penambahan atau pengurangan kecepatan," ujarnya.
Selain itu, ketahanan juga mencakup kebugaran total (total fitness) yang berhubungan dengan teknik berlari serta efisiensi yang berarti kemampuan untuk mengoptimalkan kerja otot yang digunakan untuk belari.
2. Kekuatan (power)
Ibo mengatakan, kekuatan otot sangat dibutuhkan dalam berlari. Sebab, berlari merupakan loncatan-loncatan yang dilakukan secara berkesinambungan, sementara untuk melakukan loncatan, tubuh memerlukan kekuatan otot.
"Berlari itu melatih otot untuk kuat, bukan untuk menambah massa otot. Semakin kuat otot, semakin baik kemampuan seseorang untuk berlari," ujarnya.
3. Daya (strength)
Menurut Ibo, daya dalam berlari berhubungan dengan intensitas berlari, kapan perlu cepat, kapan perlu kuat. Untuk melatih daya, kata dia, pelari perlu latihan di medan bergelombang, ada tanjakan maupun turunan.
4. Pemulihan (recovery)
Lari merupakan olahraga yang berdampak tinggi sehingga tubuh membutuhkan waktu pemulihan setelah melakukannya. Ibo mengatakan, setelah berlari 20 kilometer, wajar jika tubuh merasa pegal-pegal. Ini karena adanya serat-serat otot mikro yang robek sehingga butuh pemulihan.
"Pegal-pegal berbeda dengan cedera. Meskipun sama-sama butuh waktu untuk memulihkannya, pemulihan pegal tidak membutuhkan waktu lama," ujarnya.
Sumber
0 komentar:
Post a Comment