You and Me Never Walk Alone

Monday, February 24, 2014

Tau Gak Sih Titik Nol Kilometer Boyolali?

Tahukah di mana Titik  Nol Kilometer Kabupaten Boyolali? Sebagian besar warga mungkin menduga – duga titik nol kilometer Boyolali ada di pusat Kota Boyolali di Tugu Jam, Jalan Pandanaran. Dugaan itu sedikit meleset. Sebab, kawasan titik nol kilometer Boyolali bukan di Tugu Jam. Namun, sedikit ke arah utara, sekitar seratus meter. Yakni, kawasan Tugu Adipura, Depan Taman Kota Sono Kridanggo.
Tugu Adipura Kabupaten Boyolali 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten Boyolali, M Qodri saat berbincang – bincang dengan Suara Merdeka menyatakan, titik nol kilometer Kabupaten Boyolali ada di Tugu Adipura. Bukan tugu jam. Dari kawasan titik nol kilometer ini, ada petunjuk jalan ke kota dan kabupaten lainnya.
Setiap hari, mulai dari pagi hingga malam, kawasan titik nol kilometer kabupaten boyolali ini selalalu ramai dilewati masyarkat. Sebab selain karena berada di pusat kota, kawasan di  jalan pandanaran ini merupakan arus jalan uatama Solo – Semarang.
Banyak perusahaan swasta, instansi peemerintah, bank , pasar dan rumah tangga berdiri disepanjang kawasan titik nol kilometer. Pada malam hari terutama pada malam minggu, ratusan muda mudi anggota klub motor nongkrong di kawasan ini.
Dari tiitk nol kilometer ini pula kita bisa mengukur atau mengetahui jarak ke kota atau kabupaten lain. Misalnya ke kota solo, berjarak sekitar 26 kilometer kea rah timur, ke kota semarang sekitar 74 km ke atah utra dank e magelang sekitar 60 km ke arah barat.
Berdasarkan ceerita yang berkembang di masyarakat, tak jauh dari titik nol kilometer ini nama Boyolali dicetuskan oleh Ki Ageng Pandan Arang. Menurut legenda nama Boyolali berhubungan dengan cerita Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang Pada Abab XVI)
Tugu Adipura Pasca Erupsi Gunung Kelud (14/02/2014)

SYIAR ISLAM
Konon, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai wali penutup menggantikan Syekh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijaga, Kia Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama islam. Dalam perjalanannya dari Semarang menuju Tembayat, Ki Ageng Pandan Arang banyak menemui rintangan sebagai ujian.
Ki Ageng Pandan Arang berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri. Ketika berada di sebuah hutan belantara, beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira harta benda, ternyata dugaan itu keliru. Maka tempat itu sekarang dikenal dengan nama Salatiga.
Perjalanan diteruskan hingga sampai ditempat yang banyak bambu kuning atau bambu ampel, dan tempat itulah yang kini disebut Ampel, merupakan salah satu kecamatan di boyolali.
Dalam menempuh perjalanan jauh ini Ki ageng pandan arang semakin meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki ageng pandan arang istirahat di sebuah batu besar. Dalam istirahatnya ki ageng berucap “Baya Wis Lali Wong Iki”, yang dalam bahasa Indonesia artinya “Sudah Lupakah Orang Ini”.
Dari kata baya wis lali itu maka jadilah nama Boyolali. Batu besar tempat istirahat Ki Ageng Pandan Arang, diyakini masyrakat merupakan batu besar di depan Pasar Sunggingan Boyolali. (SM)

0 komentar:

Post a Comment