Berdasarkan pesan yang tercantum dalam halaman resmi Bitstamp, serangan yang terjadi pada 4 Januari lalu membuat perusahaan kehilangan 19.000 BTC (Bitcoin) atau senilai US$ 5 juta (sekitar Rp 63,3 miliar) telah dicuri oleh para peretas.
Meskipun kerugian yang dialami cukup besar, perusahaan mengatakan bahwa masih ada sebagian dana yang tersimpan secara offline sehingga tidak dapat terjangkau oleh para peretas.
Dikutip dari Wired, CEO Bitstamp, Nejc Modric mengatakan bahwa perusahaannya telah bekerja sama dengan aparat hukum untuk mengungkap dalang di balik aksi kriminal ini. Ia juga mengungkapkan permintaan maaf melalui akun Twitter pribadinya.
Modric juga mengimbau agar pengguna tidak melakukan transaksi terlebih dahulu untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Pihak Bitstamp pun menegaskan seluruh saldo yang ada pada Bitstamp akan ditahan untuk sementara waktu.
Bitstamp sendiri merupakan tulang punggung dari mata uang Bitcoin. Di sini, para pengguna menyimpan uang Bitcoin mereka secara online. Selain itu, berbagai transaksi seperti penjualan, pembelian dan penukaran mata uang dapat dilakukan melalui Bitstamp.
Bitcoin menjadi mata uang virtual tersukses di dunia karena dukungan dari peretail dan toko online besar. Karena sifatnya yang desentralisasi, nilai Bitcoin sangat fluktuatif dan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar.
sumber : cnnindonesia
0 komentar:
Post a Comment