Tahukah
di mana Titik Nol Kilometer Kabupaten
Boyolali? Sebagian besar warga mungkin menduga – duga titik nol kilometer
Boyolali ada di pusat Kota Boyolali di Tugu Jam, Jalan Pandanaran. Dugaan
itu sedikit meleset. Sebab, kawasan titik nol kilometer Boyolali bukan di Tugu
Jam. Namun, sedikit ke arah utara, sekitar seratus meter. Yakni, kawasan Tugu
Adipura, Depan Taman Kota Sono Kridanggo.
Tugu Adipura Kabupaten Boyolali |
Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten Boyolali, M Qodri saat berbincang –
bincang dengan Suara Merdeka menyatakan, titik nol kilometer Kabupaten
Boyolali ada di Tugu Adipura. Bukan tugu jam. Dari kawasan titik nol kilometer
ini, ada petunjuk jalan ke kota dan kabupaten lainnya.
Setiap
hari, mulai dari pagi hingga malam, kawasan titik nol kilometer kabupaten
boyolali ini selalalu ramai dilewati masyarkat. Sebab selain karena berada di pusat
kota, kawasan di jalan pandanaran ini
merupakan arus jalan uatama Solo – Semarang.
Banyak
perusahaan swasta, instansi peemerintah, bank , pasar dan rumah tangga berdiri
disepanjang kawasan titik nol kilometer. Pada malam hari terutama pada malam
minggu, ratusan muda mudi anggota klub motor nongkrong di kawasan ini.
Dari
tiitk nol kilometer ini pula kita bisa mengukur atau mengetahui jarak ke kota
atau kabupaten lain. Misalnya ke kota solo, berjarak sekitar 26 kilometer kea
rah timur, ke kota semarang sekitar 74 km ke atah utra dank e magelang sekitar
60 km ke arah barat.
Berdasarkan
ceerita yang berkembang di masyarakat, tak jauh dari titik nol kilometer ini
nama Boyolali dicetuskan oleh Ki Ageng Pandan Arang. Menurut legenda nama Boyolali
berhubungan dengan cerita Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang Pada Abab XVI)
Tugu Adipura Pasca Erupsi Gunung Kelud (14/02/2014) |
SYIAR
ISLAM
Konon,
Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan
oleh Sunan Kalijaga sebagai wali penutup menggantikan Syekh Siti Jenar. Oleh Sunan
Kalijaga, Kia Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat
(Klaten) untuk syiar agama islam. Dalam perjalanannya dari Semarang menuju Tembayat,
Ki Ageng Pandan Arang banyak menemui rintangan sebagai ujian.
Ki
Ageng Pandan Arang berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri. Ketika
berada di sebuah hutan belantara, beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira
harta benda, ternyata dugaan itu keliru. Maka tempat itu sekarang dikenal
dengan nama Salatiga.
Perjalanan
diteruskan hingga sampai ditempat yang banyak bambu kuning atau bambu ampel,
dan tempat itulah yang kini disebut Ampel, merupakan salah satu kecamatan di
boyolali.
Dalam
menempuh perjalanan jauh ini Ki ageng pandan arang semakin meninggalkan anak
dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki ageng pandan arang istirahat di sebuah
batu besar. Dalam istirahatnya ki ageng berucap “Baya Wis Lali Wong Iki”,
yang dalam bahasa Indonesia artinya “Sudah Lupakah Orang Ini”.
Dari
kata baya wis lali itu maka jadilah nama Boyolali. Batu besar tempat istirahat Ki
Ageng Pandan Arang, diyakini masyrakat merupakan batu besar di depan Pasar
Sunggingan Boyolali. (SM)
0 komentar:
Post a Comment