Ya, kenapa harus Liverpool?
Sulit memang diungkapkan dengan kata-kata, karena kecintaan terhadap Liverpool datang bukan hanya karena faktor yang dimiliki klub lain itu saat ini. Karena Liverpool yang dapat membangkitkan semangat para Liverpudlian, mengajarkan bagaimana caranya bersyukur ketika menerima kemenangan dan merasakan manisnya kekalahan. Sama halnya ketika kita sedang jatuh cinta kepada seseorang, apa faktor ‘kenapa’ itu bisa diungkapan begitu saja? Tidak, bukan hanya alasan semata. Karena mencintai itu bukan ‘mengapa’ tapi ‘bagaimana’ dan bukan ‘dari kapan’ tapi ‘sampai kapan’.
Mungkin memang awalnya karena para pemain *yang sebelumnya* ada di Liverpool dan mengenalkan kita akan sejarah, arti sepakbola sesungguhnya dan kecintaan terhadap klub serta keloyalitasan sebagai supporter. Ketika pemain-pemain tertentu itu bahkan ‘kurang’ menunjukkan arti keloyalitasannya sebagai pemain di klub kebanggan kita ini, apakah kita akan mengikuti jejaknya? Oh tentu tidak. Saya ambil salah satu contoh saja, misalnya awalnya saya karena fanatic sama Fernando Torres, kemudian dia ber-jersey biru.. Apa saya akan ikut berbiru? Tidak, darah saya merah dan sampai kapan pun tidak bisa berubah menjadi biru. Darah saya tetaplah merah tanpa ada embel-embel dan atau campuran didalamnya sama seperti warna jersey yang dikenakan oleh para ksatria-ksatria Anfield ketika bermain. Begitu gagahnya…..
Terkadang bahkan lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan orang tentang kita yang masih mau mendukung Liverpool. Mendengar ocehan-ocehan dan komentar pedas saat Liverpool terus dan terus menyantap kekalahan atau sedikit ledekan karena Liverpool saat ini tidak berperan aktif dalam ajang Liga Champions atau hanya sekedar posisi empat besar di klasemen Liga Inggris. Tapi sekali lagi saya bagi tau, semua pertanyaan ‘kenapa’ begitu sulit dijawab dengan ‘karena’.
Jawabannya mungkin hanya satu, karena kami Liverpudlian. Kami terdengar dan terlihat begitu berbeda dari supporter-supporter lainnya. Karena kami punya janji setia yang biasa kita dengar dengan ‘The Kop Pledge’. Menjadi Liverpudlian yang begitu mencintai Liverpool telah mengajarkan kami akan arti dari sebuah keloyalitasan, bersabar karena suatu hari nanti akan ada hari indah yang tlah lama kami nanti, setia kawan karena makna dari ‘You’ll Never Walk Alone’ yang setiap hari kami ucapkan, memiliki makna yang begitu mendalam. Dan karena Liverpool sendiri yang seolah-olah telah mengikat dan mengunci hati kami sehingga tak dapat pergi dan berlari ke lain hati. Ya, begitulah kami, para Liverpudlian. Terimakasih, karena komentar dan ledekkan kalian malah membuat kami semakin tegar.
Daaaaan sekali lagi saya ucapkan “mencintai dan mendukung Liverpool itu bukan ‘mengapa’ tapi ‘bagaimana’ dan bukan ‘dari kapan’ tapi ‘sampai kapan’…..”
0 komentar:
Post a Comment