"Kalau saya tidak setuju moratorium itu. Tetapi harus lebih fokus, ke luar negeri untuk bekerja bukan untuk pelesiran. Dan hasilnya bisa dirasakan ketika pulang ke Tanah Air," ujar Suryadharma di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Suryadharma mengatakan kunker ke luar negeri itu diperlukan. Sebab kunker tersebut dapat memberikan pengetahuan dunia luar.
"Kalau kita tidak tahu dunia luar, kita seperti katak di dalam tempurung. Jadi ini saya kira difokuskan saja," papar ketum PPP ini.
Menurut Suryadharma, kunker ke luar negeri harus lebih fokus apa yang dituju dan
dicari. Kemudian hasilnya juga harus jelas.
"Misalnya datang ke sana tidak beramai-ramai, kemudian datang ke sana apa yang mau dikunjungi, outputnya apa, relevansi, korelasinya apa dengan persoalan yang dihadapi. Jadi tidak sekedar jalan-jalan," tuturnya.
"Dari UU kan itu bukan faktor yuridisnya tapi faktor sosiologis yang harus cocok dengan sosiologis di Indonesia," lanjutnya.
Ketika ditanya soal transparansi anggaran kunker di kementeriannya, Suryadharma mengklaim sudah melakukan pengetatan terhadap kunker ke luar negeri.
"Secara keseluruhan kabinet Indonesia bersatu diminta dengan keras oleh Presiden
untuk tidak melakukan kunjungan ke luar negeri yang tidak perlu, termasuk kurangi seminar. Eksekutif saya yakin sudah melakukan penekanan yang sangat keras untuk kunker," tutupnya
sumber
0 komentar:
Post a Comment