(Tidak Pernah Mendapatkan Pelayanan Baik")
"Kok Cadiak Waang, Ambo indak Batanyo, Kok Kayo Waang, Ambo indak Mintak"
("Ungkapan Harga Diri Orang Minang")
"Indak Pandai Manari, Kecek an Lantai nan Bagoyang"
(Karena ketidak mampuannya Mencari Dalih Lain)
"Manang Jadi Arang Kalah Jadi Abu"
(Pertikaian yang tidak ada Pemenangnya)
"Buruak Muko Camin di Belah"
(Orang yang Tidak mau Intropeksi Diri)
"Tibo Nampak Muko, Pai Nampak Pungguang" (Datang Baik-baik Pulang Baiki-baik/Pamitan)
" TALI TIGO SAPILINAN, TUNGKU TIGO SAJARANGAN"
(3 Pilar Utama : Alim Ulama, Cerdik Pandai dan Pemerintah)
"Alun Kusuik Lai Sarawa, Alah Tibo Awak di Jakarta"
(Perjalanan yang begitu Cepat)
"Takuruang handak di Lua, Tahimpik handak di Ateh"
(Orang yang mau enaknya Sendiri)
"Mato padang jan ditapiak, mato hari jan ditantang"
(Jangan Menentang Pemerintahan yang Sah, dan Jangan Melanggar Peraturan)
"Pandai Maagak Maagiahkan, Pandai Baliku Dinan Tarang, Dibaliak Mangko Dibalah, PandaiBbalinduang Dinan Paneh"
(Rasa tenggang menenggang bagi Pimpinan sangat diperlukan, dan sanggup mengatasi kesulitan Bawahannya)
"Sawah Indak Bapamatang"
(orang yang tidak tahu adat istiadat)
" Alah Batuka Baruak jo Cigak"
(Sama Saja tidak ada Beadanya)
"Alun Takilek lah Takalam"
(Sudah bisa membaca situasi kemungkinan apa yang akan terjadi)
"Tabali Kuciang Dalam Karuang"
(Tertipu)
"Mantimun Bungkuak"
(Tidak di Perhitungkan / Tidak Masuk Hitungan)
"Bak pinang dibalah duo"
(Bagai pinang dibelah dua. Dua orang yang serupa benar, misalnya adik atau anak kembar).
"Dalam duo tangah tigo"
(Dalam dua tengah tiga. Tidak dapat dipercaya, alias tidak jujur).
"Indak duo kayonyo"
(Tiada dua kayanya. Maksudnya, tiada ada orang lain sekaya dia).
"Lah duo kapalonyo"
( Sudah dua kepalanya. Kiasan untuk orang mabuk).
"Aia diminum raso duri"
(Air diminum rasa duri. Sangat gelisah bersusah hati).
"Bak duri dalam dagiang"
(Bagai duri dalam daging. Selalu merasa tak nyaman atau tak menyenangkan hati).
"Mampabauakan antimun jo durian"
(Mencampurkan mentimun dengan durian. Misalnya dicampurkan saja laki-laki dengan perempuan, tentu akan mendatangkan hal yang tidak baik).
"Mandapek durian runtuah"
(Mendapat durian runtuh. Mendapat untung besar tanpa bersusah payah).
"Muncuang disuok jo pisang, ikua dikaik jo duri"
(Mulut disuap dengan pisang, pantat dikait dengan duri. Manis perkataanya, namun jahat maksudnya).
"Duduak sahamparan, makan saedangan"
( Duduk sehamparan, makan sehidangan. Makan sehidangan ialah makan sejambar (satu talam besar untuk bersama, biasanya 4 sampai 6 orang). Hal orang yang sama derajatnya).
"Tabaliak edong"
( Terbalik edong. Ibarat orang kaya meminjam uang kepada orang miskin).
"Bak maelo aua sunsang: Bagai menghela aur sunsang".
(Melakukan suatu pekerjaan yang sukar. Dikatakan juga bak maelo aua dari ujuanngnyo, bagai menghela aur dari ujungnya)
0 komentar:
Post a Comment